Senin, 08 April 2013

Peretas lumpuhkan komputer-komputer Korea Selatan


Jaringan komputer di Korea Selatanl mati berjam-jam pada hari Rabu dalam apa yang sedang diselidiki sebagai kemungkinan serangan cyber oleh Korea Utara.
Serangan ini melumpuhkan komputer-komputer di tiga perusahaan penyiar televisi - dua stasiun televisi dan satu saluran televisi swasta - dan menyebabkan beberapa bank kewalahan untuk melanjutkan pelayanan kepada pelanggan. Stasiun-stasiun televisi mampu melanjutkan siaran mereka meskipun banyak dari komputer mereka mati.
Ganggunan ini terjadi pada pukul 2 siang dan beberapa komputer kembali berfungsi 2½ jam kemudian.
Para pejabat pemerintah Korea Selatan mengatakan bahwa sebuah kode berbahaya dari para peretas - yang tidak diketahui identitasnya - menyebabkan kegagalan jaringan. Para pejabat belum menentukan apakah Korea Utara terlibat dalam dugaan serangan cyber ini, menurut laporan kantor berita Yonhap di Korea Selatan.
Komisi Komunikasi Korea, yaitu pengawas komunikasi Korea Selatan, mengatakan bahwa tingkat siaga cyber negara itu dinaikkan menjadi tiga pada skala lima setelah serangan itu dan di tengah kekhawatiran adanya serangan tambahan, Yonhap melaporkan.
Gangguan itu muncul beberapa hari setelah mantan pemimpin Komando Pertahanan Keamanan Korea Selatan mengatakan Korea Utara bisa meluncurkan serangan cyber terhadap Korea Selatan.
"Ancaman terbesar yang realistis dari Korea Utara adalah jenis serangan yang akan menciptakan kebingungan maksimal di Selatan tetapi yang akan membuat bingung akan jati diri pelaku, agar serangan ini tidak menghasilkan pembalasan langsung terhadap Pyongyang," kata Song Young-keun, seorang purnawirawan jenderal Angkatan Darat Korea Selatan.
Song mengatakan bahwa ancaman tersebut termasuk serangan perang cyber pada infrastruktur Korea Selatan, yang bisa jadi lebih merusak dalam jangka panjang daripada pertempuran militer.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, telah meningkatkan retorika keras terhadap Korea Selatan dan Amerika Serikat dalam beberapa pekan terakhir sementara kedua negara bergabung untuk latihan militer di Korea Selatan dan Dewan Keamanan PBB mengeluarkan sanksi lebih keras terhadap Korea Utara.
Beberapa jam sebelum Dewan Keamanan dengan suara bulat menentukan sanksi baru, Kim bersumpah untuk melancarkan serangan nuklir terhadap AS. Sanksi ini menyusul pengujian perangkat nuklir oleh Korea Utara pada tanggal 12 Februari.
Serangan cyber tetap menjadi perhatian besar di kawasan Asia Pasifik, seperti dijelaskan oleh laporan terbaru oleh perusahaan keamanan cyber Mandiant.
Mandiant menuduh bahwa sekutu Korea Utara, Cina, bertanggung jawab atas banyak serangan cyber di wilayah ini. Perusahaan itu mengatakan bahwa personil militer dan sipil dapat terlibat dalam peretasan internasional dengan dukungan penuh atau setidaknya atas sepengetahuan pemerintah Cina. Mandiant juga menyatakan sebuah bangunan militer 12 lantai di Shanghai yang menjadi lokasi Tentara Pembebasan Rakyat Unit 61398, adalah markas besar dunia peretasan Cina.http://apdforum.com/id/article/rmiap/articles/online/features/2013/03/20/korea-cyber-attack

Tidak ada komentar:

Posting Komentar